TEKNOLOGI PERKEMBANGBIAKAN HEWAN

Modul Pembelajaran IPA SMP Kelas IX, Drs. Marselinus Boli

Teknologi Perkembangbiakan  hewan

Teknologi perkembangbiakan hewan yang berhasil diaplikasikan  hingga tahun-tahun terakhir ini antara lain : Inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa genetik.
a.     Inseminasi Buatan Pada Hewan:
Inseminasi Buatan pada hewan adalah proses perkembangbiakan  hewan yang sengaja dilakukan manusia dengan cara memasukkan sperma induk jantan  yang telah diencerkan dengan garam (NaCl) Fisiologis ke dalam saluran reproduksi induk betina.Keuntungan dari teknik perkembangbiakan ini  antara  lain :
o    Mengatasi masalah kurangnya pejantan.
o    Memudahkan persilangan antar induk baik sama maupun beda ras
o    Membantu hewan jantan unggul yang sulit kawin
o    Dapat diperoleh turunan yang seragam berjumlah banyak dalam waktu retif singkat.
o    Mengendalikan jarak kelahiran ternak
o    Mencegah terjadinya kawin sedarah
o    Menghindari kecelakaan  saat kawin
o    Mencegah  penularan penyakit lewat kontak kelamin
Proses Inseminasi Buatan berlangsung sebagai berikut:
1)   Pemilihan induk :
Induk ternak yang dipilih sebagai donor sperma harus sudah berusia reproduksi dan dalam kondisi sehat.
2)    Pengambilan sperma :
o    Induk jantan dirangsang atau dipijat untuk melepaskan semen atau maninya
o    Cairan semen yang mengandung sperma tersebut  ditampung dalam tabung kusus kemudian diencerkan dengan larutan garam fisiologis.
o    Jika belum digunakan saat itu maka cairan semen harus disimpan dalam suhu beku
3)    Penyuntikan sperma :
o    Semen beku dicairkan dengan cara diletakkan di bawah air  mengalir pada suhu 37oC  dan dibiarkan selama 7-18 detik. Proses ini disebut  thawing
o    Setelah dithawing semen dimasukan dalam tabung gun atau alat suntik
o    Dengan bantuan petugas semen dalam gun atau alat suntik disemprotkan langsung ke badan rahim
4)    Pemantauan dan perawatan :
Setelah disuntik induk betina harus terus dipantau dan diberi ransum makanan yang mendukung proses kebuntingan atau pertumbuhan embrio.


Gambar 2.48
Proses teknologi inseminasi buatan pada sapi

b.     Transfer Embrio Pada Hewan:
Tranfer embrio merupakan sebuah teknologi perkembangbiakan yang ditempu manusia dengan cara memindahkan embrio antar rahim induk betina baik sama maupun beda spesies. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan teknik ini antara lain :
1)    Mutu genetik ternak dapat diperbaiki dalam waktu relatif singkat
2)    Populasi ternak unggul dapat ditingkatkan sampai beberapa  kali lipat
3)    Mempermudah pemindahan jenis ternak unggul dalam jarak jauh
4)    Menolong ternak yang kurang subur dalam menghasilkan keturunan

Tahapan-tahapan dalam proses transfer embrio sebagai berikut :
1)    Seleksi hewan betina  donor dan resepien :
Hewan donor adalah hewan yang membentuk embrio yang hendak ditransfer atau dipindahkan. Hewan resepien adalah hewan yang dipersiapkan untuk menerima transfer embrio. Syarat betina donor antara lain : Kemampuan produksinya tinggi, bertubuh sehat, mempunyai siklus birahi teratur, dan tidak pernah mengalami kesulitan melahirkan serta gangguan reproduksi  lainnya. syarat betina  resepien meliputi : usia masih muda dan bebas penyakit, kinerja baik dan mudah melahirkan.

2)    Superovulasi betina donor  :
Superovulasi adalah upaya untuk mendapatkan  lebih  lebih banyak ovum dibandingkan proses  normal dengan cara memberikan hormon perangsang. Jenis hormon yang digunakan  FSH (follicle stimulating hormone). Penggunaan hormon ini menyebabkan jumlah ovum yang dilepaskan ovaria bertambah banyak.
3)    Sinkronisasi Birahi :
Sinkronisasi birahi adalah upaya menyamakan siklus birahi hewan resepien dengan hewan donor. Tujuannya supaya embrio tidak gagal bertumbuh. Caranya dengan menyuntikan prostaglandin dan FSH.
4)    Perkawinan Hewan Donor :
Perkawinan antara hewan pejantan dengan betina donor dapat dilakukan secara  alami atau melalui inseminasi buatan.
5)    Panen embrio  Donor :
Enam sampai delapan hari setelah perkawinan embrio hasil fertilisasi dapat diambil atau dipanen. Jika waktu transfernya masih lama maka embrio hasil panen tersebut wajib disimpan dalam suhu beku.
6)    Transfer Embrio ke Betina Resipien :
Dengan menggunakan peralatan inseminasi buatan embrio baik yang segar maupun  beku dimasukan langsung ke badan rahim hewan betina resepian. Proses ini  dilakukan tepat pada hari siklus birahi yang jumlahnya sama dengan usia embrio.


Gambar 2.49
Proses teknologi transfer embrio pada sapi
c.     Rekayasa Genetik Pada Hewan:
Teknonologi perkembangbiakan hewan melalui rekayasa genetik  yang berhasil diterapkan dengan baik hingga saat ini adalah teknologi kloning atau trenfer nukleus dan trans genetik dengan DNA rekombinan.

1)       Transfer nukleus pada hewan :
Tanggal 5 Juli 1996 dunia dikejutkan dengan lahirnya  Dolly, di Roslin Institute, Skotlandia. Dolly adalah seekor domba, mamalia pertama yang dihasilkan melaluii kloning sel. Dolly berasal  dari sel kelenjar susu domba betina Finndorset yang ditanam dalam ovum domba betina Blackface yang telah dikeluarkan intinya atau di-anucleasis.  Penemuan ini merupakan  terobosan baru dalam teknologi perkembangbiakan hewan. Ternyata hewan dapat diperbanyak secara vegetatif melalui transfer inti sel tubuh dan dibiakan dengan metode cloning.  Bgaimana proses terbentuknya Dolly bisa dipelajari melalui gambar 2.50 di bawah ini.




Gambar 2.50
Proses teknologi transfer inti sel
Yang menghasilkan domba Dolly

2)    DNA rekombinan pada hewan :
Aplikasi teknologi penyisipan DNA rekombinan pada hewan telah menghasilkan hewan dengan sifat-sifat unik dan menguntungkan. Contohnya   seperti :
a)     Sapi transgenik yang memproduksi susu dengan kadungan Omega3 sangat tinggi;
b)     Kambing transgenik penghasil sutera laba-laba;
c)     Ikan transgenik yang bisa memproduksi insulin dan beberapa jenis obat-obatan;
d)    Ayam transgenik dari india yang bisa mengobati penyakit hepatitis B, hemofilia, kangker dan AIDS.
Proses penyisipan DNA rekombinan pada hewan berlangsung   sebagai berikut :
a) Isolasi dan pengklonan gen target
b) Modifikasi klon dengan menambahkan segmen DNA ke DNA pembawa. Sel pembawa yang cocok adalah bakteri Esceresia coli. Dengan bantuan enzim endonuklease retriksi plasmid bakteri dipotong selanjutnya dengan enzim ligase bagian  terpotong tersebut disisip klon DNA target.
c)   Introduksi atau penyuntikan DNA rekombinan ke sel hewan inang.  
d)  Sel hewan inang yang mengandung DNA rekombinan dibiakan melalui kloning embrio.

Gambar 2.51
Proses teknologi penyisipan DNA rekombinan
Pada sapi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNOLOGI PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN

REPRODUKSI SEL