BAHASAN LISTRIK STATIS
Modul Pembelajaran IPA SMP Kelas IX, Drs. Marselinus Boli
Kelistrikan Pada
Sistem Saraf Manausia
1.
Sistem Saraf
Sistem saraf pada tubuh kita terbentuk dari sel saraf
atau neuron. Setiap badan sel saraf
memiliki dua macam serabut, yatu : serabut akson
atau neurit dan serabut dendrit atau dendron.
Badan sel; Mempunyai
memberan yang bagian luarnya membentuk tonjolan sebbut. Bagian dalam terdapat satu buah inti, dua anak
inti dan berbagai organel sel sebagaimana sel hidup lain. Fungsinya sebagai pusat pengolah informasi yang diterima dan mengatur
seluruh proses metabolisme sel.
Dendrit atau Dendron; Merupakan serabut
yang menghubungkan badan sel dengan organ reseptor seperti alat indra atau
dengan akson dari badan sel lain. Fungsinya
sebagai penghantar impuls rangsangan
dari indra menuju pusat koordinasi.
Akson atau Neurit; Adalah serabut
yang menghubungkan badan sel dengan
organ efektor seperti otot dan kelenjar endokrin, atau dengan dendrit dari badan sel lain. Fungsinya
sebagai penghantar informasi tanggapan
dari pusat koordinasi menuju organ efektor. Ukurannya lebih panjang dari dendrit. Bagian luar
dilapisi selubung protein myelin. Pada
tempat-tempat tertetu terdapat celah yang disebut nodus ranvier. Daerah
pertemuan antara ujung akson dengan
ujung dendrit atau dengan permukaan jaringan efektor di sebut sinaps.
Gambar 4.8. Badan sel dan
serabut saraf
Sistem
saraf manusia terdiri dari saraf pusat dan saraf tepi atau saraf perifer. Saraf
pusat meliputi otak dan sumsum tulang punggung, saraf tepi
mencakup saraf somatik dan saraf otonom.
a. Sistem Saraf Pusat
Otak
terletak dalam tengkorak, berhubungan dengan sumsum tulang punggung melalui sumsum lanjutan. Otak kita
terbagi dalam tiga bagian, masing-masing : otak besar atau Cerebrum, otak kecil atau cerebelum dan sumsum lanjutan atau medulla oblongata. Selain ketiga bagian
utama ini masih ada bagian pelengkap
yang perannya tidak kalah penting, yaitu : Pons,
korpus kolosum, thalamus dan hipotalamus.
Otak besar; merupakan
bagian terbesar (hampir 80 %). Terdiri dari dua belahan yaitu belahan kiri dan
kanan. Terbentuk dari kurang lebih 10 miliar sel saraf yang
berwarna abu-abu. Susunannya berlapis-lapis
membentuk lipatan. Fungsi otak besar sebagai pusat inteligensi atau
kecerdasan, berpikir, ingatan, bercakap dan pendengaran.
Otak kecil; terletak di belakang otak besar. Fungsinya sebagai pusat
pengatur keseimbangan, sikap dan gerak tubuh
Sumsum lanjutan ; merupakan bagian
yang menghubungkan otak dengan
sumsum tulang punggung . Fungsinya
sebagai pusat pengatur gerak otonom
seperti denyut jantung, pernafasan dan pencernaan makanan.
|
Gambar
4.9. Susunan otak manusia
|
Pons atau jembatan penghubung ; merupakan
bagian yang berfungsi sebagai penghubung
antara otak besar dengan otak kecil. Terbentuk dari kumpulan saraf berwarna
putih.
Talamus ; adalah
bagian yang berfungsi sebagai pengolah
informasi dari semua alat indra sebelum dilanjutkan ke otak besar. Khusus untuk
rasa nyeri dikoordinasi langsung melalui talamus.
Hipotalamus; Berukuran kecil tetapi berperan penting dalam mengatur
suhu badan dan kadar garam dalam darah. Memiliki
hubungan kerja dengan semua kelenjar
endokrin.
Sumsum tulang
punggung terbentuk dari sel saraf kelabu yang terdapat dalam saluran
tengah ruas-ruas tulang punggung. Dimulai
dari ujung sumsum lanjutan, berakhir
pada ruas kedua tulang ekor. Fungsinya sebagai pusat pengatur gerak reflex.
b. Sistem Saraf Tepi atau Saraf Perifer
Sistem
saraf tepi terdiri dari serabut-serabut
saraf yang berfungsi untuk membawa impuls rangsangan dari organ reseptor ke
pusat koordinasi, atau sebaliknya membawa informasi tanggapan dari pusat
koordinasi ke organ efektor. Saraf tepi meliputi saraf somatik dan saraf otonom
Saraf Somatik :
Sistem saraf somatik terbentuk dari 12 pasang serabut
saraf yang berasal dari otak dan 31 pasang serabut saraf yang berasal dari
sumsum tulang punggung.
Saraf Otonom :
Saraf otonom
bekerja diluar kesadaran secara
berirama. Dibedakan dalam dua tipe yang kerjanya saling berlawanan atau antagonis.
Masing-masing : saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik
memacu kerja organ tubuh sehingga menjadi lebih cepat, sedangkan parasimpatik
memperlambat kerja organ tubuh.
Gambar 4.10. Bagan sistem saraf manusia
2.
Mekanisme Kelistrikan
Pada saraf
Potensial listrik itu terbentuk karena hadirnya partikel
bermuatan atau ion-ion. Perpindahan muatan bisa terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik. Arah perpindahan dari daerah berpotesial tinggi ke daerah berpotensial
rendah. Jaringan saraf pada tubuh kita juga mengandung banyak ion, baik ion
positif maupun negatif. Nilai potensialnya tergantung kadar konsentrasi
ion-ion di dalam atau di luar memberan sel.
Pengahantaran informasi atau impuls saraf dalam tubuh
merupakan suatu proses biolistrik yang
melibatkan ion-ion. Beberapa ion penting dalam biolistrik saraf manusia adalah
ion kalium (K+), ion natrium (Na+) dan ion clorida (Cl-).
Perbedaan Kadar konsentrasi ion di dalam dan di luar memberan sel menentukan
beda potensial listrik.
Pada dasarnya informasi yang dibawa melalui serabut saraf
tersedia dalam bentuk impuls listrik. Impuls listrik tersebut dibentuk melalui pemisahan
muatan karena perbedaan potensial listrik di luar dan di dalam memberan sel. Mekanisme
penghantaran impuls saraf dalam tubuh kita dapat dipelajari melalui uraian
berikut ini.
Fase iastirahat
atau Polarized :
Saat tidak ada rangsangan atau
stimulus sel-sel saraf berada dalam fase
istirahat. Di fase ini kadar ion natrium
[Na+] di luar memberan lebih
tinggi dari [Na+] di dalam
memberan dan [Ka+] di luar
memberan. [Ka+] dalam
memberan lebih tinggi [Ka+] luar memberan dan [Na+] dalam
memberan. Akkibatnya potensial listrik luar memberan lebih tinggi dibanding
dalam memberan. Meski demikian energi listrik yang dihasilkan belum cukup untuk mengaktifkan pompa ion.
Gambar 4.11. Potensial
listrik di luar dan di dalam memberan sel saraf
pada fase istirahat
Fase Depolarisasi :
Katika ada rangsangan voltase listrik luar memberan naik sehingga
energi listrik yang dihasilkan cukup untuk mengaktifkan pompa ion. Ion nitrogen
mengalir masuk ke dalam memberan sehingga kadar ion [Na+] dalam memberan meningkat. Di saat yang sama
sebagian [Ka+] bertukar keluar memberan melalui celah nodus ranvier.
Gambar 4.12. Perpindahan ion nitrogen dari luar ke
dalam memberan
Karena adanya rangsangan
Masuknya ion Na+ ke dalam memberan menyebabkan
konsentrasi [Na+] dalam memberan
menjadi lebih tinggi dari luar memberan.
Akibatnya potensial listrik dalam memberan lebih tinggi dari luar meberan. Selanjutnya
terbentuk potensial aksi. Jika
rangsangan cukup kuat potensial aksi akan dialirkan keseluruh memberan.
Gambar 4.13. Fase depolarisasi dengan potensial
listrik dalam memberan
Lebih tinggi
dari luar memberan
Fase Repolarisasi :
Akhirnya potensial istirahat kembali terjadi. Ion Na+
dipompa keluar memberan. Potensial listrik dalam memberan kembali negatif dan
luar memberan kembali positif.
Gambar 4.14. Perubahan menuju fase istirahat
kembali
Komentar
Posting Komentar