TEKNOLOGI PERKEMBANGBIAKAN PADA TUMBUHAN
Modul Pembelajaran IPA SMP Kelas IX, Drs. Marselinus Boli
Teknologi Perkembangbiakan Pada Tumbuhan
Ketersediaan
sumber pangan bernilai lebih seperti cukup bergizi, mudah diolah tubuh,
menguntungkan secara ekonomis, rama lingkungan dan mendukung perkembangbiakan
jenis organisme langkah adalah alasan yang mendorong manusia untuk menerapkan
prinsip teknologi dalam perkembangbiakan tanaman. Bibit tanaman unggul dan tanaman langkah
diadakan dengan menerapkan prinsip teknologi. Di antaranya hibridisasi, kultur jaringan dan rekayasa
genetik.
a.
Hibridisasi Pada Tumbuhan:
Hibridisasi
tumbuhan adalah kawin silang antar individu tanaman baik yang bervarietas sama
maupun berbeda. Teknik ini sengaja dilakukan oleh manusia dengan tujuan untuk mendapatkan bibit
tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul antara lain :
1) Cepat
berproduksi
2) Jumlah
produksinya lebih banyak
3) Rasanya lebih
enak
4) Tahan
terhadap hama dan penyakit
5) Mudah beradaptasi
dengan lingkungan
6) Lebih awet disimpan
7) Tampilan
lebih menarik
8) Lebih
mudah diangkut
9) Lebih
mudah diolah
Gambar
2.29
Jenis tanaman unggul
A = Durian montong super; B = Jeruk santang madu
C = Kelapa hibrida daksina; D = Jambu batu sukun
merah
Hibridisasi
pada tumbuhan dapat dilakukan dengan teknik penyerbukan. Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1)
Memilih tetua atau
induk tanaman:
Yang dikerjakan di tahap ini
adalah memilih pohon induk yang sehat dan diperkirakan sebagai pembawa
sifat-sifat unggul.
2)
Emaskulasi:
Emaskulasi adalah pembersihan kelamin jantan pada suatu bunga banci. Kegiatan tersebut inidilakukan
sehari sebelum penyerbukan melalui langkah-lengkah brikut ini :
o Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
seperti pinset, gunting dan kuas lukis.
o membuka mahkota bunga dari pohon
yang ditetapkan sebagai induk betina.
o membuang serbuk sari dengan cara
memotong kepala sarinya satu persatu.
o Menutup bunga yang telah
di-emaskulasi dengan kantong plastik untuk mencegah terjadi penyerbukan
tetangga.
Tujuan emaskulasi adalah untuk mencegah supaya tidak terjadi
penyerbukan sendiri.
3) Penyerbukan :
Penyerbukan
dilakukan setelah kepala sari dari pohon induk jantan mulai terbuka. Prosedur
yang ditempu :
o Dengan menggunakan kuas halus serbuk
sari dari pohon induk jantan diambil kemudian ditampung dalam wadah plastik.
o Bunga betina yang sudah di-emaskulasi
dibuka tutupnya kemudian dengan kuas yang sama jatuhkan serbuk sari dari induk
jantan ke atas kepala putik induk betina
tersebut.
o Tutup kembali bunga betina yang
diserbuki tadi dengan plastik.
Penyerbukan yang dilakukan ini dinilai
berhasil bila putik dari induk betina tidak layu atau mati.
4) Isolasi dan
Pemeliharaan :
Bunga sasaran penyerbukan buatan sebaiknya diberi
tanda dengan label khusus yang mencakup tanggal dan waktu penyerbukan. Biji
hasil penyebukan silang harus dipanen
pada usia yang sesuai dan dikemas
terpisah.
Gambar
2.30
Penyerbukan silang buatan tanaman naga
A = pelasan kepala sari tanaman induk betina;
B = pengambilan serbuk sari induuuk jantan;
C = penyerbukan putik induk betina
b.
Kultur Jaringan Pada Tumbuhan
Kultur jaringan merupakan
teknik perkembangbiakan yang dilakukan manusia dengan cara menumbuhkan jaringan tubuh hingga
terbentuk individu baru. Bagian jaringan
tubuh induk dipotong dalam ukuran tertentu kemudian ditumbuhkan terpisah dari
induknya.
Langkah-langkah dalam kultur jaringan sebagai berikut :
1)
Pemilihan pohon induk ; Pohon induk yang dipilih harus sehat dan memiliki sifat unggul seperti diharapkan.
2)
Inisiasi ; Inisiasi
adalah tahap penumbuhan kuncup
tunas atau kalus pada jaringan
induk yang dijadikan eksplan. Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
o
Pilih bagian jaringan tubuh induk yang mempunyai
kemampuan bertumbuh cukup tinggi, lepaskan dengan cara memotong.
o
Potongan jaringan dirapihkan dan dibagi lagi dalam
ukuran lebih kecil dengan diameter kurang lebih 5 cm.
o
Eksplan disterilkan dengan cara merendam dalam larutan anti-septik.
o
Eksplan dibenamkan dalam media yang telah dipersiapkan
dan terus dirawat sampai mulai tumbuh kalus.
3)
Multiplikasi ; Di
tahap ini eksplan yang telah menumbuhkan kalusnya dibagi dua kemudian
ditumbuhkan lagi dalam media sub kultur
terpisah-pisah. Pembagian ini
dilakukan bebe-rapa kali. Maksimalnya lima kali.
4)
Pengakaran ; Kalus dari media sub kultur dipisahkan kemudian ditum-buhkan
akarnya pada media khusus yang telah
dipersiapkan.
5)
Aklimatisasi ; Setelah
cukup berakar eksplan
dipindahkan ke tempat persemaian.
setelah cukup kuat baru dipisahkan ke polybag. Tujuan aklimatisasi adalah
memberikan kesempatan anakan atau plantet menyesuaikan diri dengan lingkungan.
|
Gambar 2.31
Batang induk pisang
|
Gambar 2.32
Eksplan dari batang induk
Pisang
|
|
Gambar 2.33
Plantet yang dipisahkan dari
Eksplan sedang ditumbuhkan akarnya dalam tabung
|
|
Gambar 2.34
Plantet siap dipindahkan
Ke lapangan
|
Gambar 2.35
Proses teknologi kultur jaringan
pada perkembangbiakan tumbuhan
Keuntungan
kultur jaringan pada tumbuhan antara
lain :
o Dapat
diperoleh bibit tanaman berjumlah banyak dalam waktu relative singkat
o Dapat
diperoleh bibit tanaman yang sehat
o Memungkinkan
penerapan prinsip rekayasa genetika
o Pengadaan
bibit tanaman tidak tergantung musim
o Membantu
proses perkembangbiakan jenis tumbuhan langkah
Kelemahan
kultur jaringan pada tumbuhan seperti :
o Memerlukan
waktu untuk penyesuaian bibit tanaman dengan iklim setempat
o Memerlukan
biaya agak besar
o Membutuhkan
keahlian khusus
a.
Rekayasa Genetik Pada Tumbuhan
Rekayasa
genetika merupakan bentuk campur tangan manusia dalam proses
perkembangbiakan makhluk hidup melalui
manipulasi sifat bawaan atau genetik. Sasaran
manipalusinya pada susunan dan isi DNA (Deoxyribosa
Nucleotida Acid) sebagai materi penentu sifat genetik. Caranya dengan
menambahkan atau menukar rantai DNA dari makhluk hidup yang bersangkutan dengan
DNA makhluk hidup lain. Makhluk hidup hasil rekayasa genetik
disebut organisme transgenik.
Rekayasa
genetik dapat dilakukan melalui fusi sel, transfer inti sel dan penyuntikan DNA
rekombinan.
1)
Fusi Sel Pada Tumbuhan :
Fusi sel adalah peleburan dua sel dari jaringan tubuh dua makhluk hidup beda spesis sehingga
dihasilkan sel tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua sel tersebut. Sel hasil peleburan ini disebut hibridoma. Pertumbuhan lanjutan dari
hibridomi hingga terbentuk individu baru ditempuh melalui kutur jaringan.
Contohnya seperti pada tanaman pomato dan cucamelon.
Gambar 2.36
Tanaman hasil hibridoma
A = cucamelon; B = Pomato
Tanaman
Cucamelon merupakan hasil penggabungan sifat dari semangka, melon dan jeruk
nipis. Rasa daging buahnya mewakili ketiga jenis tanaman ini. Sedang pomato
adalah gabugan dari kentang dengan tomat. Tanaman ini berbuah tomat dan berumbi
kentang.
Gambar 2.37
Proses teknologi fusi sel
pada perkembangbiakan tumbuhan
2) Transfer Nukleus Pada Tumbuhan :
Transfer nukleus
adalah bentuk manipulasi genetik melalui pemindahan atau transfer inti sel. Contoh tumbuhan hasil transfer nukleus
seperti tomat ungu, jagung tahan hama
dan tanaman buah plouts.
Gambar 2.38
Tanaman hasil transfer nukleus
A = tomat ungu; B = jagung tahan hama; C = Plouts
Tomat
ungu memiliki keunggulan selain
kandungan gizinya baik, juga bisa tahan disimpan sampai 40 hari. Plouts
merupakan gabungan dari ploem dengan apricot. Jenis buah yang sangat digemari.
Transfer
inti sel memerlukan sel donor dan sel penerima. Sel donor biasanya diambil dari
sel tubuh, sedangkan penerimanya adalah sel telur matang yang sudah siap dibuahi. Prosesnya sebagai
berikut :
o Inti
sel telur dikeluarkan
o Penyuntikan
inti sel donor
o Sel
telur dirangsang untuk membentuk zygot dari inti sel donor
o Sygot
ditumbuhkan mellui kultur sel
o Embrio yang
terbentuk ditumbuhkan melalui kultur
jaringan.
Gambar 2.39
Proses teknologi transfer nukleus
pada perkembangbiakan tumbuhan
3)
DNA Rekombinanpada Tumbuhan :
DNA
rekombinan adalah DNA kombinasi baru hasil manipulasi melalui transfer materi
genetik. Tujuan penerapan teknologi ini adalah untuk mendapatkan jenis
organisme dengan variasi genetik yang mengandung sifat-sifat-sifat unggul
seperti diharapkan. Misalnya :
a) Cepat
berproduksi;
b) Mutu
produksi lebih baik;
c) Tahan
hama dan penyakit
d) Berperan
dalam menjaga keseimbangan lingkungan;
e) Memiliki
nilai lebih sebagai pengobat penyakit tertentu.
Perlengkapan
yang diperlukan dalam pembuatan klon DNA
rekombinan meliputi :
f) Enzim
endonuklease retriksi yang berfungsi untuk memotong rantai DNA dari sel target.
g) Enzim
ligase yang berfungsi untuk menyambung rantai DNA dalam tubuh vektor atau
pembawa
h) Organisme
pembawa atau vektor. Biasanya dari jenis bakteri atau virus
i) Organisme
yang menjadi inang atau hospes.
Proses penyisipan
DNA rekombinan pada tumbuhan berlangsung sebagai
berikut :
a) Isolasi
dan pengklonan gen target
b) Modifikasi
klon dengan menambahkan segmen DNA ke DNA pembawa. Sel pembawa yang cocok
adalah bakteri Agrobacterium tumefaciens.
Keistimewaan dari sel bakteri ini adalah memiliki DNA bentuk plasmid atau
lingkaran. Dengan bantuan enzim endonuklease retriksi plasmid bakteri dipotong
selanjutnya dengan enzim ligase bagian
terpotong tersebut disip klon DNA target.
c) Introduksi atau penyuntikan DNA rekombinan ke
sel tanaman inang.
d) Penumbuhan sel tanaman inang yang mengandung
DNA rekombinan melalui kultur sel dan kultur jaringan.
Gambar 2.40
Proses teknologi penyisipan gen
dalam
perkembangbiakan tumbuhan
Komentar
Posting Komentar