HIBRIDISASI
Modul Pembelajaran IPA SMP Kelas IX, Drs. Marselinus Boli
Hibridisasi
Perkawinan antar individu makhluk hidup yang memiliki sifat beda disebut hibridisasi.
Bila rangkaian genotip yang ditelusuri hanya sifat beda saja maka polanya
disebut monohibrid. Dua sifat beda
disebut dihibrid, tiga sifat beda
disebut trihibrid, empat sifat beda
disebut tetrahibrid dan banyak sifat beda disebut polihibrid.
Sebelum mendalami tentang hasil kawin silang antara sifat-sifat
individu mari kita pelajari terlebih dahulu
istilah-istilah penting berikut
ini :
Parental (P); adalah sebutan untuk induk
homosigotik yang melakukan perkawinan. Induk-induk seperti ini bersifat galur
murni. Rangkaian genotipnya homosigot
dominan dan homosigot resesif.
Filial (F); merupakan sebutan untuk turunan dari
suatu perkawinan. Hasil kawin
silang antar parental disebut Filial 1
(F1) atau turunan generasi pertama. Hasil kawin silang antar F1 disebut Filial
2 (F2) atau turunan generasi kedua.
Gamet; adalah gen hasil pemisahan melalui proses pembetukan sel-sel kelamin.
Genotip; adalah
rangkaian gen menurut sifat keturunan
Fenotip; adalah
sifat turunan yang nampak secara lahiria.
Perbandingan genotip ; adalah perbandingan antara generasi turunan menurut rangkaian
genotipnya.
Perbandingan fenotip ; adalah perbandingan antara generasi
turunan menurut fenotipnya.
perbandingan genotip dan perbandingan fenotip turunan
dapat ditentukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
I.
Menetapkan
simbol gen dan genotip parental.
II.
Memisahkan
genotip parental untuk mendapatkan gamet-gametnya.
III. Menyilangkan antar gamet parental untuk mendapatkan
kombinasi turunan generasi pertama (F1).
IV.
Memisahkan
genotip F1 untuk mendapatkan gamet-gametnya.
V. Menyilangkan antar gamet F1 untuk mendapatkan kombinasi
turunan generasi kedua (F2).
VI.
Menetapkan
perbandingan genotip dan perbandingan fenotip dengan menggunakan angka
perbandingan biasa atau prosen.
1. Perkawinan Antar Satu Sifat Beda (Monohibrida)
Untuk mendalami tentang
monohibrid mari kita pelajari contoh
penyelesaian soal kawin silang di
bawah ini :
Contoh
:
Di
sebuah kebun eksperimen dilakukan
penyerbukan bastar antara jagung lokal yang rasanya tawar dengan jagung korea
yang rasanya manis. Bila rasa tawar dominan terhadap rasa manis, tentukan :
a. Perbandingan genotip dan
perbandingan fenotip turunan generasi kedua (F2)
b. Prosentase
turunan kedua (F2) yang berasa manis
Penyelesaian :
Misalkan
:
Ø
Gen
untuk jagung tawar = T
Ø
Gen
untuk jagung manis = t
Ø
Genotip
parental = TT dan tt
Jawaban
:
a. Perbandingan turunan generasi kedua
(F2) :
Ø
Perbandingan
Genotip = TT
: Tt :
tt
1 : 2
: 1
Ø
Perbandingan
fenotip = tawar
: manis
3 : 1
b. Prosentase turunan dengan biji
berasa manis = (1/4)x 100 % = 25 %
2.
Perkawinan Dengan Pola Tes Cros
Tes cros adalah uji silang terbalik atau back cros antara turunan generasi
pertama dengan induk yang homosigot resesif. Pola ini diterapkan pada tumbuhan dan hewan saja.
Tujuannya untuk menguji sifat homosigotik induk.
Misalkan
:
Ø
Gen
untuk jagung tawar = T
Ø
Gen
untuk jagung manis = t
Ø
Genotip
parental = TT dan tt
Ø
Turunan
Generasi pertama = Tt
Hasil tes krosnya sebagai berikut :
Hasil
yang diperoleh dalam tes cros : 1 tawar
berbanding 1 manis atau 50 % Tt berbanding 50 % tt.
3. Perkawinan Dengan Sifat Intermediat
Sifat intermediat adalah sifat baru
yang muncul pada turunan karena sifat beda induknya tidak dominan penuh.
Perkawinan yang menghasilkan sifat intermediat merupakan suatu bentuk penyimpangan semu dari Hukum Mendel. Contohnya
seperti munculnya bunga berwarna merah
muda dari perkawinan antara bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) warna
merah dengan warna putih.
Perbandingan turunan generasi kedua
(F2)
a. Genotip : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
b. Fenotip : Merah : Merah muda : putih
= 1 : 2 : 1
4.
Perkawinan Antar Dua Sifat Beda
(dihibrida)
Sebelum
mendalami tentang hasil perkawinan antar dua sifat beda, ada hal penting yang
perlu dipelajari terlebih dahulu yakni bagaimana cara menentukan kemungkinan
jumlah rekombinan, macam genotip, macam fenotip, jumlah gamet dan macam gamet dari perkawinan
antar dua sifat beda atau lebih.
Jika
jumlah sifat beda dinyatan negan (n) :
Jumlah rekombinan;
ditentukan dengan rumus (2n)2
Macam genotip; ditentukan dengan menggunakan rumus
3n
Macam fenotip; ditentukan dengan menggunakan
rumus 2n
Jumlah
gamet; ditentukan dengan menggunakan rumus 2n
Macam
gamet dapat
ditentukan dengan menggunakan sistem diagram jari atau brachits system.
Contoh diagram jari :
Genotip
sifat beda :
1.
AaBb = 2 sifat beda
2.
CcDdEE
= 2 sifat beda
Macam gamet :
Contoh soal dihibrida :
Sebuah
perusahan minuman sari buah berkeinginan untuk mendapatkan buah semangka unggul
berdaging tebal rasa manis dengan
cara melakukan bastar antara semangka berdaging
tebal rasa tawar dengan yang berdaging
tipis rasa manis. Bila semangka daging tebal rasa tawar dominan terhadap
daging tipis rasa manis tentukan :
a. Perbandingan genotip dan
perbandingan fenotip F2
b. Prosentase F2 yang memiliki sifat
unggul (daging tebal rasa manis).
Penyelesaian :
Misalkan
:
Ø
Gen
untuk daging tebal = D
Ø
Gen
untuk daging tipis = d
Ø
Gen
untuk rasa tawar = T
Ø
Gen
untuk rasa manis = t
Ø
Genotip
parental = DDTT dan ddtt
Pemisahan Fenotip :
No
|
Macam
Genotip
|
No
kotak
|
jumlah
|
Fenotip
|
1
|
DDTT
|
1
|
1
|
tebal-tawar
|
2
|
DDTt
|
2, 5
|
2
|
tebal-tawar
|
3
|
DdTT
|
3, 9
|
2
|
tebal-tawar
|
4
|
DdTt
|
4, 7, 10, 13
|
4
|
tebal-tawar
|
5
|
DDtt
|
6
|
1
|
tebal-manis
|
6
|
Ddtt
|
8, 14
|
2
|
tebal-manis
|
7
|
ddTT
|
11
|
1
|
tipis-tawar
|
8
|
ddTt
|
12, 15
|
2
|
tipis-tawar
|
9
|
ddtt
|
16
|
1
|
tipis-manis
|
Jawaban soal :
a.
Perbandingan F2
Ø
Genotip (9 macam) : 1 : 2 : 2 : 4 :
1 : 2
: 1 :
2 : 1
Ø
Fenotip
( 4 macam) : tebal-tawar : tepal-manis : tipis-tawar : tipis-manis
9 3 3 1
b. Prosentase F2 yang memiliki sifat
unggul = (3/16) x 100% = 18,75%
5.
Kelainan dan Penyakit
Menurun
Jika kelaianan atau penyakit yang diderita dibawa
melalui gen maka kelaianan atau penyakit tersebut dapat diwariskan turun
temurun. Contohnya seperti penyakit buta warna atau color blind, hemofilia, bibir sumbing, jari lebih dan talesmia.
a. Penyakit Buta Warna
Orang buta
warna tidak bisa membedakan warna merah
dan hijau. Penyakit ini dibawa melalui
gen resesif yang hanya terdapat pada kromosom X atau terangkai gonosom X.
Gen untuk buta warna biasanya dinyatakan dengan sim c. Gen normalnya C. Karena
terangkai pada kromosom X maka penderitanya bisa pada laki-laki atau perempuan,
sedangkan pembawa sifat atau carier hanya
perempuan saja.
Pola Pewarisan :
1)
Kemungkinan
turunan dari perkawinan antara perempuan
pembawa sifat dengan laki-laki normal :
Pola perkawingan :
Hasil
perkawinan tersebut adalah : 25% perempuan normal; 25% perempuan pembawa sifat;
25% laki-laki normal ; 25% laki-laki
penderita.
2)
Kemungkinan
turunan dari perkawinan antara perempuan
normal dengan laki-laki penderita :
Hasil
perkawinan tersebut adalah : 50% perempuan pembawa sifat; 50% laki-laki normal.
b. Penyakit Hemofilia
Penyakit hemofilia adalah penyakit
menurun dengan tanda berupa darah sulit
membeku karena penderita tidak memiliki faktor pembekuan darah atau factor anti
hemophilia (FAH). Penyakit ini dibawah oleh gen resesif h. Gen ini hanya terdapat pada kromosom X. Pada penyakit hemofilia ini perempuan dengan
genetip homosigot resesif biasanya mati sebelum lahir atau /etal. Penderitanya hanya pada laki-laki
saja.
Pola Pewarisan :
1)
Kemungkinan
turunan dari perkawinan antara perempuan
pembawa sifat dengan laki-laki penderita :
Hasil
perkawinan : 25% perempuan meninggal sebelum lahir; 25% perempuan carier; 25%
laki-laki normal; 25% laki-laki penderita.
Komentar
Posting Komentar