SELEKSI ALAM, ADAPTASI DAN EVOLUSI
Modul Pembelajaran IPA SMP Kelas IX, Drs. Marselinus Boli
Seleksi Alam,
Adaptasi dan Evolusi
1.
Konsep Seleksi Alam
Keadaan alam di
sekeliling kita tidaklah tetap atau konstan. Setiap saat selalu terjadi
perubahan. Setiap perubahan pasti menuntut penyesuaian diri dari makhluk hidup
yang ada di dalamnya. Hanya makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri saja
akan terus bertahan hidup sedangkan yang
tidak mampu akan punah. Proses
perubahan alam yang menuntut penyesuaian diri makhluk hidup disebut seleksi alam. Melalui proses ini alam memilih makhluk
hidup sesuai keinginannya. Biasanya penyesuaian diri makhluk hidup dengan
keinginan alam selalu diikuti perubahan
pada struktur serta fungsi organ tubuh. Ada di antara perubahan tersebut bersifat
menetap. Proses perubahan struktur serta fungsi organ tubuh yang bersifat
menetap dan berlangsung dalam jangka waktu lama disebut evolusi.
Sebelum terjadi revolusi industri di Inggris, sekitar tahun
1750-an jumlah ngengat berwarna putih jauh lebih banyak dibanding yang berwarna hitam. Keadaan jadi terbalik
ketika mulai berkembang revolusi industri. Dari beberapa penyelidikan yang
dilakukan akhirnya diketahui bahwa kebiasaan serangga yang dikenal dengan nama
ilmiah Biston betularia ini
adalah menempel pada batang pohon. Pada masa sebelum revolusi industi
kebanyakan batang pohon di Inggris berwarna cerah. Rupanya keadaan ini
menguntungkan ngengat putih dalam
berkamuflase, menyembunyikan diri dari kejaran pemangsa. Saat revolusi inggris batang pohon banyak
dipenuhi jelaga pabrik. Warnanya menjadi gelap dan kusam. Akibatnya ngengat
putih sulit berkamuflase. Akhirnya jenis kupu-kupu ini mati dimakan pemangsa.
Bentuk seleksi alam pada kasus
ngengat di atas dinyatakan melalui
perubahan warna batang pohon yang merugikan ngengat putih. Seleksi alam bisa
juga diwujudkan melalui perubahan suhu dan cahaya secara menyolok. Seperti yang pernah terjadi di
akhir jaman kapur. Jenis reptil besar Dinosaurus akhirnya punah karena
perubahan suhu ekstrim dan kehabisan bahan makanan. Secara umum seleksi alam
itu bisa terjadi karena faktor :
1.
Perubahan suhulingkungan hingga melampaui batas toleransi;
2. Perubahan
iklim global yang berdampak pada kematian
3. Kesulitan
mendapatkan makanan dan tempat tinggal.
4.
Menjadi
korban persaingan dengan speses lain dalam
memperebut wilayah jelajah.
5.
Perubahan
suhu lingkungan yang melampaui batas
toleransi
6.
Eksploitasi oleh
manusia yang menghambat laju perkembangbiakan
Adanya seleksi alam menyebabkan terjadi
perubahan komposisi makhluk di bumi. Ada jenis
yang dulu pernah ada tapi kini tidak ditemukan lagi. Ada juga yang walau bisa bertahan sampai sekarang tetapi jumlahnya
sangat sedikit dan terus berkurang setiap tahun. Berikut ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan langka yang
terancam punah karena seleksi alam.
Tumbuhan Langka :
1.
Bunga
Raflesia (Raflesia arnoldii) :
Terkenal
memiliki bau yang busuk sehingga sering disebut bunga bangkai. Diameternya
sekitar kurang lebih satu meter. Tumbuh
di daerah hutan hujan pedalaman Sumatra
dan Kalimantan.
|
Gambar 3.5
Bunga raflesia
|
2.
Kantong
semar (Napenthes sp) :
merupakan
jenis tanaman karnivora. Kantong pemangsa akan tertutup saat ada mangsa terperangkap di dalamnya dan
baru terbuka lagi setelah sari mamngsa habis diserap.
|
Gambar 3.6
Kantong semar
|
3.
Bunga
Edelweis ( Leontopodium alpinum) :
Juga
dikenal dengan bunga abadi karena tidak mudah layu setelah dipetik.
Bunganya berwarna putih kekuningan atau putih kecokelatan. Hidup di
daerah pegunungan.
|
Gambar 3.7
Bunga edelweis
|
4.
Cendana
(Santalum album) :
Pohon
cendana mempunyai batang yang mengandung minyak berbau harum. Tumbuh di
daerah kering.
|
Gambar 3.8
Pohon cendana
|
5.
Anggrek
hitam (Coelogyne pandurata) :
Jenis anggrek ini mempunyai mahkota bunga berwarna hitam. Terdapat
di Kalimatan Timur.
|
Gambar 3.9
Anggrek hitam
|
6.
Anggrek
larat (Dendrobium phalaenopsis)
Biasa juga disebut cooktown
orchid. Terdapat di daerah Maluku
dan Kalimantan. Bunganya sangat indah.
.
|
Gambar 3.10
Anggrek larat
|
7.
Anggrek
hartinah (Cymbidium
hartinahianum):
Anggrek hartinah hanya tumbuh di
kawasan Sumatra Utara. Nama anggrek
ini diambil dari nama ibu Siti Hartinah Soeharto. Ditemukan pertama
kali tahun 1976 di kawasan desa Baniara Tele, Kecamatan
Harian, Samosir, Sumatera Utara.
|
Gambar 3.11
Anggrek hartinah
|
8.
Anggrek
pensil (Papillionanthe hookeriana) :
Anggrek ini sudah semakin langka karena habitatnya di wilayah Cagar Alam Dusun
Besar, Bengkulu rusak karena ulah
manusia. Jenis tanaman anggrek pensil juga dijuluki sebagai ratu anggrek
karena bunganya sangat cantik.
|
Gambar 3.12
Anggrek pensil
|
9.
Pohon darah
naga (Dracaena cinnabari) :
Sering disebut naga socotra karena berasal dari kepulauan
Socotra. Bentuk Bentuk pohon menyerupai payung dengan getah berwarna merah darah. Getah pohon ini banyak diman-faatkan
sebagai obat.
|
Gambar 3.13
Pohon
darah naga
|
10.
Pohon botol (Andansonia sp) :
Pohon botol lebih dikenal dengan baobab. Bisa ditemukan di Madagaskar,
Australia, Afrika. bentuk yang mirip
dengan botol. Jenis pohon ini bisa hidup sampai 500-an tahun.
|
Gambar 3.14
Pohon botol
|
Hewan langka
1.
Orang
utan (Pongo pigmaeus) :
Orang utan hidup di pedalaman Sumatera dan Kalimantan Hewan ini terancam punah. Hingga sekarang
jumlah anggota populasinya, baik yang hidup di Sumatra maupun Kalimantan hanya tinggal sekitar
54.000 saja.
|
Gambar 3.15
Orang utan
|
2.
Macan
tutul (Panthera pardus) :
Harimau Jawa sudah lama punah.
Yang masih hidup sampai sekarang adalah jenis macan tutul. Jumlah yang
masih ada sekarang hanya 300 ekor saja.
|
Gambar 3.16
Macan tutul
|
3.
Komodo
(Varanus komodoensis):
Komodo termasuk jenis yang sangat rentan terhadap kepunahan.
Biawak besar ini kini hanya terdapat di Taman Nasional Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami
di Nusa Tenggara Barat.
|
Gambar 3.17
Komodo
|
4.
Badak
jawa (Rhinoceros
sondaicus) :
Dari lima spesis badak yang masih
bertahan di dunia, salah satunya ada di Indonesia. Status konservasinya
sangat kritis. Oleh karena itu maka sangat diperlukan perhatian pemerintah
dalam upaya perlindungannya.
|
Gambar 3.18
Badak jawa
|
5. Gajah
Sumatra (Elephas maximus sumatrensis):
Gajah
sumatera adalah subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat di pulau
Sumatera. Gajah sumatera berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah
india. Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam
punah.
|
Gambar 3.19
Gajah sumatra
|
6.
Kanguru
pohon (Dendrologus mayri) :
Kanguru
Pohon atau lebih dikenal dengan Wondiwoi
merupakan salah satu spesis hewan langka yang hidup di Irian. Bobot tubuhnya sekitar 9,25 kg. Bulunya berwarna hitam
suram dengan beberapa bagian yang berwarna kekuningan. Jumlahnya diperkirakan
sekitar 50 ekor saja.
|
Gambar 3.20
Kanguru pohon
|
7.
Anoa (Bubalus depressicornis) :
Anoa hidup di pulau Sulawesi,
tepatnya di provinsi Sulawesi Tenggara. Hewan ini termasuk fauna peralihan
(Asiatic – Australis). Diperkirakan
saat ini jumlahnya tidak lebih dari 5.000 ekor di alam bebas.
|
Gambar 3.21
Anoa
|
8.
Burung
cendrawasi (Paradisaea apoda) :
Burung yang menjadi ikon Papua ini
terkenal dengan kecantikan bulunya yang luar biasa. Satwa liar ini diberi
julukan bird of
paradise atau burung dari surge.aJumlahnya sudah tidak
banyak lagi.
|
Gambar 3.22
Burung cendrawasi
|
9.
Burung
kasuari (Casuarius casuarius) :
Burung
ini berukuran tubuh cukup besar. Beratnya bisa mencapai 65 kilogram dengan tinggi 1 meter. Sayap
kasuari terlalu kecil untuk menopang badan yang berat itu terbang ke udara. Bulunya
berwarna hitam menyerupai rambut manusia. Jumlahnya hanya ratusan ekor saja.
|
Gambar 3.23
Burung kasuari
|
10. Burung merak (Pavo muticus) :
Merak
hijau merupakan salah satu dari tiga spesies merak di dunia yang hidup di pulau Jawa. Burung
betina berukuran lebih kecil dari
jantan. Bulu-bulunya kurang mengkilap, berwarna hijau keabu-abuan,
tanpa dihiasi penutup ekor. Burung
jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300 cm.
Memiliki penutup ekor yang sangat
panjang. Bagian atas kepala terdapat jambul tegak.
|
Gambar 3.24
Burung merak
|
2.
Konsep
Adaptasi
Supaya
jenisnya tetap lestari di bumi maka selain berkembangbiak makhluk hidup juga
harus bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi
dengan lingkungan tempat hidup atau habitatnya. Perlu ada penyesuaian bentuk
dan fungsi organ serta tingkah laku sesuai tuntutan lingkungan alam sekitarnya.
a. Adaptasi Morfologi :
Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian bentuk dan struktur organ tubuh makhluk hidup
dengan keadaan lingkungan disekitarnya. contoh adaptasi morfologi seperti :
1) Penyesuaian bentuk akar, batang dan
daun dari tumbuhan xerofit, higrofit dan
hidrofit.
Tumbuhan xerofit adalah tumbuhan yang hidup
di daerah kering. Tersebar di sepenjang
lereng terbuka sehingga muda diterpa angin. Contohnya seperti pohon cemara.
Bentuk adaptasi morfologi tumbuhan ini
berupa :
a)
Berakar panjang dan banyak rambut akar supaya jumlah air yang diserap
lebih banyak;
b)
Batangnya
kokoh supaya tidak goyah diterpa angina ;
c)
Daun berukuran kecil supaya laju penguapan bisa dikurangi.
Tumbuhan higrofit adalah
tumbuhan yang hidup didaerah lembab. Contohnya seperti tanaman keladi
atau talas. Adaptasi morfologinya berupa :
a)
Berakar pendek dan menyatu dengan rimpang
b)
Memiliki banyak jaringan spon untuk menyimpan
kelebihan air;
c)
Berdaun lebar dan memiliki banyak stomata untuk
mempercepat penguapan.
tumbuhan hidrofit adalah
jenis tumbuhan yang hidup di air. Contohnya seperti teratai, ecenggondok.
Adaptasi morfologinya berupa :
a)
Akar menyerupai cakar supaya tidak mudah dihempas arus air;
b)
Batang
berongga dan menyimpan banyak gas;
c)
Daun berbentuk mangkok supaya bisa mengapung di air.
2) Penyesuaian organ
tumbuhan padang gurun
Hampir
sepanjang musim lingkungan padang gurun
kekurangan air. Tumbuhan
didaerah ini harus memiliki kemampuan
untuk mengum-pulkan dan menyimpan banyak cadangan air supaya
masalah kekeringan dapat teratasi.
|
Gambar 3.25
Tumbuhan
kaktus
|
3) Penyesuaian bentuk paruh burung
menurut jenis makanannya.
Bentuk paruh dari jenis burung biasanya disesuaikan
dengan jenis dan kebiasaan makannya.
Gambar 3.26.
Penyesuaian bentuk paruh burung
menurut jenis makanannya
4)
Penyesuaian bentuk cakar burung menurut tempat hidup dan
aktifitasnya
Bentuk cakar burung juga biasa disesuaikan dengan
tempat hidup dan kebiasaan-kebiasaannya,
Gambar 3.27.
Penyesuaian bentuk cakar burung
menurut tempat hidup dan kebiasaan-kebiasaannya
b. Adaptasi Fisiologi :
Dalam
adaptasi fisiologi yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan adalah fungsi organ tubuh.
Contohnya seperti :
1) Penyesuaian fungsi batang padai
tumbuhan kaktus
Untuk mengatasi masalah laju
penguapan tumbuhan kaktus tidak menumbuhkan daun. Sebagai gantinya fungsi fotosintesis daun diambil alih batang. Itulah sebabnya maka
batang tumbuhan kaktus umumnya berwarna hijau.
2) Penyesuaian fungsi daun pada tumbuhan
pemakan serangga
Tumbuhan pemakan serangga
seperti jenis Napenthes memiliki
bentuk daun menyerupai corong dengan banyak lendir yang berfungsi sebagai
perangkap serangga.
3) Penyesuaian fungsi ginjal pada ikan
air laut.
Kehidupan di laut sama dengan daerah padang gurun. Setiap saat
selalu kekurangan air. Organisme di daerah ini
dituntut untuk tidak mengeluarkan banyak air. Oleh sebab itu maka alat
pengeluarannya kurang difungsikan.
Contohnya seperti ikan laut. Ginjal ikan
laut hampir tidak mempunyai sistem nefron lagi dan kurang sempurna jika
dibandingkan dengan ginjal dari ikan air tawar.
4) Penyesuaian jumlah sel darah merah pada
manusia yang hidup di daerah pegunungan.
Orang yang hidup didaerah
pegunungan dituntut untuk memiliki banyak sel darah merah. Ini berhubungan dengan tingginya konsentrasi
oksegen di lingkungan. Bahwa diperlukan banyak sel darah merah untuk mengangkut
oksigen yang dihirup selama pernapasan.
5) Penyesuaian ukuran jantung dari para atlit
Para atlit memerlukan lebih
banyak energi disbanding yang bukan atlit. Oleh sebab itu maka darah yang
mengalir dalam tubuhnya harus banyak
mengandung oksigen. Aliran darahnya pun
harus lebih lancar. Untuk memperlancar aliran darah seorang atlit
memerlukan jantung lebih besar dan kuat dalam memompa darah.
6)
Pengkatifan kelenjar kapur padai cacing tanah.
Makanan cacing tanah biasanya berupa endapan lumpur. Ini
berarti kandungan asam dalam makanan sangat tinggi. Untuk menetralkan asam inii kelenjar kapur cacing tanah harus diaktifkan
supaya produksi zat kapur menjadi lebih banyak.
c. Adaptasi Tingkahlaku :
Adaptasi terhadap
lingkungan dapat juga dilakukan melalui tingkah laku. Dengan mengubah pola tingkah
laku makhluk hidup yang bersangkut menjadi tidak asing dan ditolak oleh
lingkungan habitatnya. Berikut ini adalah beberap contoh adaptasi tingkah
laku :
1) Tidur panjang atau hibernasi pada kodok bangkong.
Untuk mengatasi kesulitan
mendapat makanan jenis hewan sepertti selama musim kemarau. Dengan tidur panjang
tidak banyak energi yang terkuras.
2) Peristiwa kamuflase
Kamuflase adalah suatu teknik perlindungan diri yang dilakukan dengan cara mengelabui pemangsanya.
Contohnya seperti seperti penyesuaian warna kulit bunglon dengan kulit atau daun pohon
di sekitarnya, Cumi-cumi menyemprotkan cairan tinta hitam suapaya warna air
sekelilingnya menjadi gelap.
3) Peristiwa autotomi
Autotomi adalah tindakan
melepaskan bagian-bagian organ tertentu
supaya bobot tubuhnya menjadi lebih ringan. Autotomi merupakan salah
satu tipe adaptasi tingkahlaku pada jenis hewan seperti cicak, tokek, kepiting
dan salamander. Dengan melepaskan sebagian organ tubuhnya jenis hewan tersebut
lebih mudah menyelamatkan diri dari kejaran musuh.
4)
Istirahat panjang atau dormansi
pucuk pada beberapa jenis tumbuhan biji.
Sepenjang musim kemarau
beberapa jenis tumbuhan biji menutup titik kuncupnya dengan lapisan lilin dan
tanduk yang keras. Pertumbuhan pucuk dengan sendirinya terhambat. Menjelang musim penghujan selubung
lilin dan tanduk ini terbuka kembali. Di saat ini pucuk dihadapkan pada dua
pilihan, yakni melanjutkan pertumbuhan atau memodifikasi dirinya menjadi bunga.
Biasanya pucuk pertama yang tumbuh setelah
fase istirahat panjang mengandung racun lambung yang sangat membahayakan hewan herbivora.
5) Penyesuain laju transpirasi tumbuhan
dengan persediaan air tanah
Selama musim kemarau
tumbuhan daerah kering menekan laju
penguapan atau transpirasi dengan cara menggugurkan daunnya. Contohnya seperti pada
pohon jati, dan randu
3.
Konsep
Evolusi
a.
Teori
Evolusi Menurut Lamarck
Gambar
3.28
Profil wajah J.B.Lamarck
|
Jean Baptiste de Lamarck lahir di
Bazentin, Picardie, 1 Agustus 1744, meninggal di Paris, 18 Desember
1829. Beliau adalah biologiwan
Perancis yang dikenal karena pendapatnya dalam teori tentang evolusi
kehidupan. Ia lahir sebagai anak bungsu dari sebuah keluarga miskin.
Pendidikan dasar dan menengah ditempuhnya di sekolah Jesuit Amiens. Pada usia
17 tahun, setelah ayahnya meninggal dunia ia masuk tentara. Selama tujuh
tahun ia masuk angkatan perang dengan pangkat letnan. Tahun 1779 setelah
terbit buku pertamanya Flore francoise, ia direkrut Georges-Louis de Buffon menjadi
asisten di Museum Nasional Paris untuk Sejarah Alam.
|
Tahun 1793, setelah Revolusi Perancis, ia menerima gelar
profesor untuk hewan avertebrata.
Dalam bukunya yang berjudul “Philosophic”, Jean-Baptiste de Lamarck,
menuliskan gagasan yang berhubungan dengan dengan teori evolusi sebagai berikut:
1)
Lingkungan
mempunyai pengaruh terhadap ciri dan sifat yang dihasilkan melalui
adaptasi.
2)
Ciri
dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunan.
3)
Organ
tubuh makhluk hidup yang sering dgunakan akan
membesar, sementara organ yang jarang digunakan akan mengalami
penyusutan atau rudimenter.
b.
Teori
Evolusi Menurut Darwin
Gambar
3.29
Profil wajah C.R.Darwin
|
Charles Robert Darwin adalah seorang dokter yang meninggalkan
profesinya. Ia lebih suka bertualang sambil mengamati alam. Dilahirkan di
Schropshire –Inggris, tahun 1809. Bulan Desember 1831 dengan kapal HMS.Beagle, Darwin
bersama tim ekspedisinya berangkat ke Amerika selatan. Di kepulauan Galapagos
ia menemukan beberapa keganjilan pada
struktur organ tubuh makhluk hidup. Diantaranya seperti penyu laut
raksasa dan 14 jenis burung finch (kutilang) yang berbeda struktur morfologi
tubuhnya. Darwin lalu menulis gagasannya tentang Evolusi
|
Dalam bukunya : On the Origin of Species by Means of Natural Selection, Darwin
berpendapat : Evolusi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Menurut Darwain
:
1) Evolusi
terjadi karena adanya seleksi alam;
2) Spesis
yang ada di saat ini berasal dari spesis yang ada di masa silam;
3) Untuk
tetap hidup diperlukan perjuangan ( Strugle for existence);
4) Lingkungan
cendrung berubah setiap saat.
c.
Perbandingan
Teori Evolusi Menurut Darwin Dengan
Lamarck
Baik Darwin maupun Lamarck berpandangan bahwa evolusi spesies makhluk hidup terjadi berangsur-angsur dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Perbedaan konsep evolusi antara kedua ahli ini hanya
terlihat pada mekanisme atau prosesnya saja. Darwin lebih memberikan penekanan
pada seleksi alam sedangkan Lamarck pada
pengaruh lingkungan.
Coba
pelajari ilustrasi tentang evolusi pada leher jerapah di bawah ini dan temukan
perbedaan antara teori evolusi menurut C.R. Darwin dan menurut J.B.Lamarck.
Gambar 3.30
Proses evolusi leher jerapah
d.
Bukti Adanya Evolusi :
Evolusi merupakan proses yang berlangsung dari masa lampau hingga sekarang.
Kenyataan mengenai adanya evolusi dapat dipelajari melalui bukti-bukti
berikut ini:
a. Adanya perbedaan struktur fosil suatu jenis makhluk hidup dari masa ke masa.
Contoh 1 : Perbedaan
struktur fosil kuda dari masa ke masa
Gambar 3.30
Perbedaan struktur fosil kuda dari masa ke masa
Contoh 2 : Perbedaan
perawakan antara spesies manusia yang pernah hidup di bumi
Gambar 3.31
Spesies manusia yang pernah hidup di bumi
b. Adanya homologi pada
organ tubuh makhluk hidup;
Homologi organ tubuh adalah perbandingan anatomi organ
tubuh makhluk hidup yang bentuk asalnya sama tetapi fungsinya berbeda. Contohnya
seperti pada sayap kelelawar, sirip depan ikan paus, tungkai depan kucing dan
tangan manusia. Sayap kelelawar untuk terbang, sirip paus untuk berenang,
tungkai depan kucing untuk berjalan dan tangan manusia untuk memegang, menarik
atau mendorong.
Gambar 3.32
Organ-organ homolog
A= tangan manusia; B= tungkai depan kucing
C= sirip depan ikan paus; D= sayap kelelawar
Lawan dari homologi adalah analogi. Yaitu organ organ
tubuh yang memiliki bentuk asal berbeda tetapi fungsinya sama. Contohnya
seperti sayap kelelawar dengan sayap kupu-kupu.
c.
Adanya kemiripan pada embrio beberapa jenis vertebrata.
Semakin mirip struktur
embrio berarti semakin dekat hubungan kekerabatannya.
Gambar 3.32
Perbandingan embrio beberapa Vertebrata
1= ikan; 2= salamander; 3= kura-kura;
4= ayam; 5= kelinci; 6= manusia
Komentar
Posting Komentar