KONSERVASI TANAH
Modul Pembelajaran IPA SMP Kelas IX, Drs. Marselinus Boli
Pada umumnya pH tanah di lapangan berkisar antara 4,00 sampai 8,00. Konsentrasi [H+] dan [-OH] dalam tanah sangat mempengruhi kapasitas tukar ion positif. Makin tinggi konsentrasi basa [-OH] makin besar pula kapasitas tukar katian yang bersifat basa. Demikian sebaliknya.
URAIAN MATERI
Coba bayangkan seperti apa tampak muka bumi ini
jika tak ada tanah. Tanpa tanah berarti tak ada kehidupan di bumi. Tanah menyediakan
air dan garam mineral penting yang diperlukan tumbuh-tubuhan. Jika
ada tumbuhan maka hewan dan manusia tidak sulit mendapatkan makanan serta
tempat berlindung. Hidup dan berkembangnya tumbuhan juga membuat muka bumi tampak pesona.
Penuh dengan aneka warna bunga yang indah.
Dalam kegiatan belajar ini kita mari arahkan
perhatian pada struktur tanah dan
peranannya bagi kelangsungan hidup di
muka buni. Ada lima pertanyaan penting yang perlu kita cari jawabannya, yakni :
o Apakah
peranan tanah dalam kehidupan ?
o Bagaimanakah
sifat kimia, fisika dan biologi tanah ?
o Bagaimanakah
proses pembentukan tanah ?
o Bagaimanakah
peranan organisme tanah dalam mendukung kesuburan ?
o Bagaimanakah
upaya yang ditempuh dalam memelihara kesuburan tanah ?
Pengertian Tanah
Tanah adalah lapisan kulit bumi paling luar yang
terbentuk dari hasil pelapukan batuan induk dalam perut bumi dan bahan-bahan
organik dari muka bumi. Menurut proses pembentukannya tanah merupakan tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang karena bekerjanya
gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap bahan-bahan alam (natural
material). Dengan demikian maka ada dua faktor penting yang berperan dalam pembentukan
tanah yaitu : 1) bahan atau materi pembentuk seperti batu-batuan dan tubuh
organisme, baik yang masih hidup maupun sudah mati; 2) gaya alam seperti
gerakan air, udara, suhu, tekanan dan goncangan.
Dari sudut pandang lingkungan tanahmerupakanh
lapisan permukaan bumi yang berfungsi sebagai medium atau tempat hidup berbagai
tumbuhan (flora) dan hewan (fauna). Di dalam tanah terdapat
bermacam-macam unsur hara atau mineral yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Melalui akar bahan mineral tersebut diserap tanaman dan diubah
menjadi senyawa organik karbohidrat, lemak dan protein yang dibutuhkan hewan.
Susunan dan Profil Tanah
Tanah tersusun dari empat
komponen pembentuk yaitu bahan organik, bahan mineral, air dan udara.
Perbandingan antara masing-masing komponen pembentuk tersebut seperti pada
gambar 8.1 di samping ini.
Jenis bahan mineral
pembentuk, jumlah bahan organik, air dan udara menentukan sifat dan tekstur
tanah.
|
Gambar 8.1
Komponen pembentuk tanah
|
Komposisi Tanah bagian permukaan berbeda dengan
bagian dalamnya. Perbedaan ini pula yang menyebabkan arah vertikal tanah membentuk
lapisan-lapisan yang disebut horizon tanah.
Ada enam lapisan horizon tanah yaitu : horizon O, horizon A, horizon E,
horizon B, horizon C dan horizon R.
Horizon O; merupakan Lapisan paling atas yang mengandung
sampah organik yang belum melapuk dan
setengah melapuk. Ketebalannya hanya beberapa seti meter saja. Karena mudah tercuci maka ada juga tanah yang tidak
memiliki horizon O.
Horison A; Terletak di bawah horizon O. Lapisan ini mengandung banyak bahan organik yang sudah
melapuk bercampur mineral lepas membentuk humus tanah. Warnanya gelap
kehitam-hitaman dengan tebal antara 10 – 35 cm. Biasa juga disebut lapisan
top soil atau lapisan olah. Ketebalannya menentukan tingkat kesuburan tanah.
|
Gambar 8.2.
Lapisan horizon tanah
|
Sistem
perakaran jenis tanaman umur pendek umumnya
hanya tumbuh di sekitar lapisan A saja.
.
Horison E; merupakan lapisan eluviasi
atau peralihan antara lapisan A dan B. warnanya agak terang. Biasa juga disebut lapisan sub soil. Mengandung banyak pasir, sedikit bahan
organik, sedikit mineral dan tanah liat.
horison E terletak di bawah horizon A.
Pada daerah tanah tandus yang tidak memiliki humus tanah horizon E berada
langsung di bawah horizon O. Akar tanaman umur panjang bisa melampaui horizon E
hingga mencapai permukaan horizon B.
.
Horison B; Terletak di atas horizon C. Lapisan ini mengandung sedikit tanah liat dan
mineral yang tercuci dari lapisan E. Pada tanah yang sangat gersang dan gundul horizon B bisa terletak dipermukaan
tanah.
Horison C; adalah lapisan regolith
yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan induk. Akar tanaman umur panjang tidak
menembus sampai lapisan ini.
Horison R; adalah lapisan batuan induk
yang berada paling bawah. Merupakan
formasi batuan dasar keras yang masih
utuh. Pada daerah padas lapisan ini bisa terlihat di permukaan tanah.
Sifat Tanah
Sifat dan karakteristik tanah di muka bumi ini
dapat kita pelajari secara fisika, secara kimia dan secara biologi.
1. Sifat Fisika Tanah
Sifat fisika tanah ditentukan menurut tekstur,
struktur, konsistensi, porositas, tata udara atau aerasi, suhu dan warna.
a. Tekstur tanah ; adalah
sifat tanah yang ditentukan menurut perbandingan antar fraksi atau partikel
pasir, debu dan liat pembentuknya. Ukuran relatif partikel pasir antara 2,00
sampai lebih kecil 0,05 mm; debu 0,05 sampai
0,002 mm; liat lebih kecil 0,002 mm. Hasil perbandingan masing-masing
tekstur ini menentukan jenis tanah. Cara menentukannya melalui pemisahan volum
masing-masing fraksi kemudian mencocokan
hasil pemisahan dengan diagram segi tiga
tekstur tanah. Kondisi tekstur berkaitan erat dengan sifat permiabilitas atau
daya serap, kekerasan, kemudahan diolah, kesuburan dan produktifitas tanah.
b. Struktur tanah; adalah
sifat tanah yang ditentukan menurut susunan agregat atau bongkahan tanah.
Kandungan air dan aktivitas pengolahan sangat mempengaruhi struktur tanah.
Berikut ini adalah empat bentuk utama struktur tanah :
Tabel 8.1. Bentuk utama struktur tanah
No
|
Bentuk Struktur
|
Deskripsi morfologi
|
1
|
Lempung
|
Dimensi horizontal lebih
berkembang dibanding vertikal, menghasilkan bentuk lempeng tebal yang disebut
platy dan lempeng tipis yang
disebut laminar. Terdapat pada
horizon E.
|
2
|
Prisma
|
Sumbu vertiKal lebih
berkembang, bagian samping agak datar, menghasilkan bentuk bangun pilar dengan
bagian puncak datar. Terdapat pada horizon B
|
3
|
Columnar
|
Sumbu vertiKal lebih
berkembang, bagian samping agak datar, menghasilkan bentuk bangun pilar
dengan bagian puncak bentuk bulat. Terdapat pada horizon B.
|
4
|
Gumpal
|
Perkembangannya sama
kesemua arah membentuk bangun kubus, pinggirannya polos. Terdapat pada
horizon B.
|
5
|
Gumpal bersudut
|
Perkembangannya sama
kesemua arah membentuk bangunan kubus denga pinggirannya bersudut tajam. Terdapat
pada horizon B.
|
6
|
Granular
|
Strukturnya kecil-kecil
bentuk bulat atau speroid dengan sedikit pori. Terdapat pada horizon A.
|
7
|
Remah
|
Strukturnya kecil-kecil
bentuk bulat atau speroid dengan banyak pori. Terdapat pada horizon A.
|
c. Konsistensi tanah; merupakan
sifat tanah yang berhubungan erat dengan kandungan air dan gaya kohesi serta
adhesi. Mengatahui konsistensi sangat bermanfaat dalam menentukan strategi dan
alat pengolah tanah.
d. Porositas tanah; Adalah sfat tanah yang berhubungn erat dengan
jumlah dan keadaan pori tanah. Makin sedikit pori tanah makin besar kerapatan
tanah. Porositas sangat mempengaruhi daya serap air dan udara ke dalam tanah.
e. Sistem pengudaraan atau aerase tanah; Adalah
sifat tanah yang berhubungan dengan jenis dan pertukaran gas dalam tanah. Sifat
ini sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
f. Suhu Tanah; Besar suhu tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Umumnya suhu yang baik untukpertumbuhan berkisar atara 70–90 oF.
g. Warna Tanah; Karakteristik
warna tanah sangat membantu petani dalam memilih jenis tanaman dan menentukan
strategi pengolahan. Warna berkaitan erat dengan kandungan mineral dan humus
tanah.
2. Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi tanah ditentukan oleh keberadaan
organisme dan kandungan bahan organik di dalamnya. Meski jumlahnya cuma 5% tetapi kehadirannya sangat menentukan tingkat
kesuburan tanah. Aktivitas organisme tanah seperti
tungau, kumbang, dan collembola membuat bahan organik menta berukuran besar terpecah-pecah
menjadi lebih kecil. Selanjutnya oleh jamur dan bakteri pembusuk diuraikan
menjadi partikel sederhana pembentuk humus tanah.
Adanya simbiosis dengan organisme tanah sangat membantu tanaman dalam memenuhi
kebutuhan unsur haranya. Contohnya seperti bakteri rhizobium pada akar tumbuhan leguminose yang
mampu menambatkan unsur nitrogen. Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga
dan azotobakter juga sangat membantu dalam meningktkan kesuburan tanah. Akar
tanaman dan jenis organisme sprofit
seperti cacing tanah, ulat-ulat, dan jamur sangat membantu dalam mengikat partikel tanah
sehingga menjadi stabil dan tahan erosi.
Selain bermanfaat dalam
meningkatkan kesuburan tanah ada juga jenis organisme tanah yang bersifat
pathogen. Jenis ini biasanya memakan jaringan tanaman hingga menjadi rusak.
Contohnya seperti ulat grayak, bakteri dan jamur mikro yang merusak akar, pucuk
dan buah.
Gambar 8.3.
Skema penggolongan organisme tanah
3. Sifat Kimia Tanah
Memahami sifat kimia tanah sangat diperlukan
dalam mengambil tindakan pengendalian
kesuburan. Ada empat hal penting yang wajib dipelajari dalam cakupan sifat
kimia tanah yaitu : Koloid tanah, kapasitas tukar ion dan kemasaman atau pH tanah.
a.
Koloid
tanah; Koloid adalah suatu
campuran dengan ukuran diameter patikel
campurannya antara 0,00001 -0,001 mm atau 10-7 – 10-5 cm.
Tanah juga sebuah koloid. Sifat koloid tanah tergantung pada ukuran partikel
campuran dan kandungan ion. Baik koloid tanah liat maupun koloid humus
mengandung banyak ion negatif. Hal ini juga yang menyebabkan pecahan koloid
banyak dikelilingi ion positif atau kation. Pengetahuan tantang konsentrasi ion
koloid sangat berpanfaat dalam pemupukan
tanaman.
b.
Kapasitas
tukar ion tanah; Merupakan
kemampuan koloid tanah dalam menyerap dan mempertukarkan kation. Kemampuan ini
Sangat dipengaruhi faktor kemasaman atau pH tanah,
tektur tanah, kandungan mineral tanah dan kandungan organik tanah.
c.
Kemasaman
atau pH tanah; Adalah
kadar kemasaman yang ditentukan menurut perbandingan antara konsentrasi ion
positif hidrogen [H+] sebagai gugus asam dengan ion negatif hidroksil [-OH]
sebagai gugus basa. Rentangan pH bergerak dari 0 sampai 14. Nilainya dapat
dihitung dengan persamaan :
pH = -log [H+]
pOH = -log [-OH]
[H+]
+ [-OH] = 10-14
pH + pOH = 14
Nilai pH 7,00
bersifat netral; pH < 7,00 bersifat
asam; pH > 7,00 bersifat basa atau alkali.
Pada umumnya pH tanah di lapangan berkisar antara 4,00 sampai 8,00. Konsentrasi [H+] dan [-OH] dalam tanah sangat mempengruhi kapasitas tukar ion positif. Makin tinggi konsentrasi basa [-OH] makin besar pula kapasitas tukar katian yang bersifat basa. Demikian sebaliknya.
Mengendalikan Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah
secara fisik terlihat dari kemampuan untuk menghidupkan tumbuh-tumbuhan di
permukaannya. Makin tinggi produktifitas
tanah berarti makin subur dan makin bervariasi tumbuhan yang hidup di atasnya. Dengan
demikian maka mengendalikan kesuburan tanah merupakan tindakan yang sangat
diperlukan dalam upaya mengawetkan fungsi tanah.
1.
Faktor-faktor
Yang Menurunkan Kesuburan Tanah
Ada tiga
faktor lingkungan yang sangat mengganggu kesuburan tanah yaitu : erosi, pencemaran
oleh limbah anorganik dan penggunaan
pupuk yang merusak produktivitas tanah.
a.
Erosi;
Adalah pengikisan lapisan permukaan tanah oleh air atau
tenaga endogen. Adanya erosi membuat humus dan mineral tanah permukaan
tercuci sehingga . Tingkat kesuburan tanah menurun. Pengikisan oleh air umumnya terjadi pada lahan miring yang gundul.
Dampaknya terhadap kesuburan menjadi sangat
buruk bila disertai longsoran.
Gambar
8.4
(A) Erosi pada lahan kritis;
(B) Longsor
b.
Pencemaran oleh limbah
anorganik; Sampah anorganik seperti bahan plastik atau
nilon, kaleng dan botol bekas tidak bisa
diuraikan oleh organisme pengurai atau dekomposer. Kehadirannya di
lingkungan menjadi bahan pencemar yang
sangat mengganggu kesuburan tanah. Daya hancur rendah membuat bahan sampah ini menyulitkan
pertumbuhan akar tanaman dan menghambat penyerapan air serta unsur hara.
Gambar 8.5
Timbunan sampah anorganik yang merusak kesuburan tanah
c.
Penggunaan pupuk kimia; Jenis Pupuk kimia seperi Urea, ZA, SP-36 dan
KCl memang cepat mengatasi masalah kekurangan unsur hara
tanaman, tetapi tidak semua pupuk yang
diberikan habis diserap tanaman. Kelebihan pupuk yang tak terserap serta bahan
residunya akan menumpuk di lingkungan menjadi bahan asing. Penggunaan pupuk kimia berulang-ulang dapat
membunuh organisme tanah dan merekatkan partikel tanah sehingga menjadi sangat
keras dan pecah-pecah.
Gambar
8.6
Dampak negatiF pupuk kimia terhadap tanah
pertanian
(sumber : KOMPAS.com, 21 Januari 2010)
Penumpukan
kelebihan pupuk kimia dalam tanah juga dapat berdampak pada pengaraman atau
penggrunan lahan pertanian. Selain
pecah-pecah tanah susah diolah. Permukaan tanah menjadi gundul karena tidak mampu
menghidupkan tanaman lagi.
2.
Mengatasi
Masalah Kesuburan Tanah
Persediaan air dan unsur
hara yang cukup adalah indikator utama dalam
standar kesuburan tanah. Bila indikator ini tidak terpenuhi maka
tanah dinilai kurang subur. Berikut ini
beberapa langkah yang ditempu dalam mengatasi masalah kesuburan tanah.
a. Mencegah erosi pada lahan gundul melalui reboisasi; Persoalan utama lahan
gundul adalah sifat tanah permukaan yang labil sehingga gampang terkikis atau
longsor. Dengan menanam kembali atau reboisasi
lapisan tanah permukaan menjadi kuat lagi karena diikat akar tanaman. Di
samping itu jumlah air yang terserap ke dalam tanah juga makin banyak.
Jenis tanaman yang
dipilih untuk menghijaukan kembali lahan gundul harus disesuaikan dengan sifat
spesifik atau karakteristik lahan. Berikut ini beberapa jenis tanaman reboisasi yang dianjurkan menurut karakteristik lahannya.
1) Lahan bekas longsoran :
a)
Biduri (Calotropis gigantea); Daerah
bekas longsoran biasanya sangat miskin humus tanah. Butuh waktu agak lama
untuk memulihkan kembali lapisan humusnya. Pada kondisi tanpa humus tersebut
diperlukan jenis tanaman yang tahan hiup di daerah kritis seperti biduri atau koleng susu. Jenis
tanaman semak dari famili Aselepiadaceae
ini selain tahan kering bisa menjadi perintis untuk kehidupan tanaman lainnya.
|
Gambar 8.7.
Tanaman biduri
|
b)
Beluntas (Pluchea indica); Tanaman
perdu dari famili Goodeniaceae ini
memiliki perakaran cukup kuat. Jumlah daunnya banyak sehingga bisa
mempercepat proses pembentukan humus tanah. Tanaman beluntas juga
menghasilkan senyawa alelopati yang
menghambat pertumbuhan jenis herba tertentu seperti alang-alang dan rumput teki.
|
Gambar
8.8.
Tnaman
beluntas
|
c)
Bambu (Bambusa sp); Jenis
tanaman bambu sangat baik untuk daerah bekas longsoran. Sistem akar serabutnya
yang kuat bisa diandalkan sebagai pencegah longsor. Bampu memiliki kemampuan reproduksi
cukup baik dan tahan kekeringan. Batangnya bisa dijadikan bahan baku industri kertas dan mebeler.
|
Gambar
8.9.
Tanaman
Bambu
|
d)
Lamtoro gung (Leucaena leucocepala); Termasuk jenis pohon dengan tinggi bisa
melampaui 10 meter. Menjadi naungan bagi aneka jenis herba atau rerumputan
yang tumbuh di bawahnya. Jumlah daun yang yang banyak bisa mempercepat proses
pembentukan humus tanah. Karena struktur kayunya cukup kuat maka batang pohon
lamatoro gung bisa dijadikan bahan baku industru mebeler dan perumahan.
|
Gambar
8.10.
Tanaman
Lamtoro Gung
|
2) Lahan bekas Terbakar :
Lahan
bekas terbkar hanya memerlukan waktu pemulihan. Lapisan humus tanahnya tidak
banyak mengalami erosi jika langsung dihijaukan kembali. Jenis tanaman yang
baik untuk daerah ini adalah tanaman industri seperti :
a)
Mahoni (Swietenia mahagoni);
Terma-suk jenis pohon yang cocok hidup di daerah pesisir sampai lereng yang
cukup tinggi. Berasal dari famili Meliaceae dengan struktur kayu yang
keras. Digunakan sebagai bahan baku industri mebeler dan perumahan.
|
Gambar 8.11
Pohon Mahoni
|
b)
Jati (Tectona grandis); Cocok
hidup di dataran rendah hingga ketinggian di atas 1000 meter. Jenis pohon
dari famili Lamiaceae ini memiliki susunan serat kayu menyerupai motif yang
indah. Batang dan akarnya dimanfaatkan dalam industri mebeler dengan harga jual
cukup tinggi.
|
Gambar
8.12.
Pohon
Jati
|
c)
Meranti (Shorea sp); Termasuk
pohon yang tinggi sehingga banyak ditanam sebagai pohon peneduh. Berasal dari
famili Dipterocarpaceae dengan struktur kayu cukup kuat. Dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri mebeler dan perumahan.
|
Gambar 8.13.
Pohon
Meranti
|
d)
Cendana (Santalum
album). Kekhasan
dari jenis tanaman ini adalah memiliki batang yang berbau harum. Minyak
cendananya sangat terkenal dengan aroma yang wangi. Pohon
dari famili Santalaceae
ini banyak diminati dan berani
dibeli dengan harga mahal.
|
Gambar 8.14
Pohon
cendana
|
33) Lahan bekas Galian tambang
:
Kondisi
lahan bekas galian tambang umumnya jauh lebih buruk dari bekas longsor. Cara
pemulihannya bisa melalui reboisasi tetapi butuh waktu agak lebih lama dibanding
daerah bekas longsoran.
b. Menerapkan model teras bangku dalam sistem pertanian pada lahan
miring; Merupakan
model pengolahan tanah pada lahan miring
yang diatur bertingkat merupai bangku tribun. Tujuannya untuk menghambat aliran air dan
mencegah erosi tanah.
;
Gambar 8.15
Pertanian lahan miring dengan model teras bangku
c.
Menerapkan teknik pergiliran tanaman (crop rotation) untuk
memperbaiki kandungan unsur hara dalam tanah; Pergiliran tananam adalah
teknik menanam secara bergilir antara lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama. Selain
memaksimalkan pemanfaatan lahan pergiliran tanaman juga bisa memperbaiki
kondisi unsur hara dalam tanah. Contohnya
seperti pergilran antara tanaman jagung dengan kacang tanah. Dengan menanam
kacang tanah setelah panen jagung maka unsur nitrogen yang dipakai jagung akan
diganti kacang tanah melului simbiosisnya dengan bakteri rhyzobium.
d.
Menggunakan pupuk Organik Untuk mengawetkan lahan pertanian; Pupuk organik umumnya dibuat
dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan dan sisa tumbuh-tumbuhan melalui
proses yang sederhana. Tidak ada dampak
negatif pupuk ini terhadap lingkungan, untuk itu dianjurkan penggunaannya
sebagai pengganti pupuk kimia yang punya banyak dampak negatif terhadap
lingkungan.
e.
Menerapkan teknik bio
pori untuk meningkatkan kandungan air tanah; Prinsip
biopori sama dengan sumur resapan, tetapi
sumur resapan biasanya tunggal sedangkan biopori bisa dirangkaikan antara
beberapa sumur kecil kemudian dihubungkan dengan satu sumur besar sebagai penampungnya.
Biopori sangat bermanfaat dalam mencegah banjir, meningkatkan air tanah dan
menjaga keseimbangan lingkungan.
Biopori
juga dapat menjamin ketersediaan air pada musim kemarau dan mencegah penyebaran penyakit seperti demam
berdarah, malaria dan kaki gajah.
bagaimanapun tanah memang harus dilestarikan demi keberlangsungan ekosistem makhluk hidup, dan pastinya juga memberi dampak bagi manusia itu sendiri.
BalasHapusada pentingnya belajar pertanian juga di belajar budidaya pertanian