MENGENANG TUJUH MARET LIMA EMPAT
MEMORI TERLUPAKAN
|
Di hampar tanah garam ini
Rindu tersemat di sisa kenangan terlupakan
Aroma bunga bakau bisikan
cerita silam
tentang nama yang diabadikan
tanpa selembar surat pernyataan
tanpa tugu peringatan
Di hampar tanah garam ini
Derik helai lontar digasak badai tenggara
teriakan nada juang meski tersendat
pada gelombang cuaca buruk
yang sengaja diciptakan teknokrat penjilat
mencari rema lepas di ketiak
penguasa
memungut dari kemiskinan rakyat
mempertaruhkan persatuan negeri
Nama itu harus dipahat kembali
Meski pada batu-batu lepas
sisa pengerukan aliran sungai
oleh pengumpul harta kekayaan
yang menghalalkan segala cara
tapi direstui penguasa negeri
bahkan jadi bagian dari kekuasaan
Nama itu mewakili harapan
Bahwa persatuan adalah wajib tanpa tawar
Kebebasan tidak bisa dipasung kekuasaan
Karena kekuasaan datang dari nurani rakyat
bukan uang, harta dan persekongkolan
Kekuasaan akan berakhir pada waktunya
tapi nurani tak pernah mati
Nama itu mewakili harapan
Bahwa kesejahteraan rakyat mesti prioritas
Rakyat tak bisa jadi buruh di tanah miliknya
Di nomor duakan dalam layanan ekonomi
Disuguhkan akomodasi sosial serba macet
Dipersulit hak pendidikannya
dan dibelenggu hak bebasnya
|
Nama itu mewakili harapan
Dari antrian panjang generasi belia
menunggu layanan pendidikan bermutu
tanpa takut
menganggur di masa depan
Ketika pendidikan dibayangi
dunia kerja
maka manusia pasti dibentuk jadi mesin
Bekerja di bawa satu kendali
tanpa daya kreasi
tanpa rasa kemanusiaan
Nama itu mewakili harapan
Bahwa pendidikan harus berjiwa bebas
Karena itu kodrat alamiahnya
Kebermaknaan pendidikan ada pada manusia
dan cuma manusia yang bisa memanusiakan manusia
Pendidikan harus bebas dari politik kekuasaan
Karena politik kekuasaan itu hasil pikir segtarian
mengadu domba kelompok untuk tujuan tertentu
Guguran daun nimba makin menjadi
lantaran angin senja tak kenal kompromi
pada kehidupan seputar
tanah kering
Tebaran daun campur debu bangunkan lamunan
tentang harapan pada
keabadian nama itu
dan tanah garam yang diam membisu
Untukmu TUJUH MARET
Di atas tanah garam ini akan dibangun tuguh peringatanmu
Maafkan kami yang telah melupakan pesan-pesanmu.
|
Komentar
Posting Komentar